Cara membuat background karya tulis ilmiah adalah cara yang cukup mudah. Bagi yang tidak bisa, Anda bisa membaca artikel di bawah ini.

 

Menulis karya ilmiah merupakan kegiatan yang dilakukan oleh para akademisi seperti mahasiswa, dosen dan peneliti untuk menghasilkan ilmu pengetahuan yang mutakhir.

 

Kita harus tahu bahwa setiap masalah yang ada dalam karya ilmiah disebut konteks. Oleh karena itu, solusi yang ada harus digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut.

 

Latar belakang merupakan sesuatu yang harus disertakan dalam proses penulisan karya ilmiah. Latar belakang ada di pendahuluan, karena untuk menarik perhatian pembaca

 

Definisi latar belakang adalah uraian singkat tentang topik dan bahan penelitian, serta uraian tentang bahan dan topik penting yang perlu dibahas dalam penelitian ini.

 

Dengan menulis latar belakang ini mengandung fenomena praktis, sosial dan budaya yang sangat penting dan perlu ditelaah dengan justifikasi ilmiah yang didukung oleh referensi.

 

Oleh karena itu, masih banyak orang yang tidak tahu bagaimana melakukan pekerjaan yang baik dari latar belakang ilmiah. Diikuti oleh

Baca Juga : Cara Submit Jurnal

Cara membuat background karya ilmiah beserta contohnya

 

Sebelum kita mengetahui cara melakukan karya ilmiah, ada baiknya kita mengetahui beberapa hal penting sebelum melakukan karya ilmiah, yaitu poin-poin berikut ini.

 

  • Kekhawatiran tentang isu-isu yang akan diangkat sebagai topik penelitian.
  • Relevansi dan intensitas isu penelitian di bidang ilmu sosial, ekonomi, seni, agama dan politik. Jangan lupakan konsekuensi yang menyertainya.
  • Kesamaan dengan pendekatan metodologi yang digunakan dalam penelitian.
  • Memahami fitur kegunaan hasil penelitian.

 

Contoh pertama cara membuat background karya ilmiah

 

Latar Belakang

 

Masalah inti yang sering mempengaruhi pembelajaran IPA adalah rendahnya hasil belajar siswa. Beberapa pihak menduga bahwa hasil belajar yang rendah merupakan mata rantai kesalahan yang terjadi tidak hanya pada siswa tetapi juga pada pembelajaran guru.

 

Menurut para ahli, menguasai sains dapat meningkatkan logika berpikir siswa. Pemahaman yang baik tentang sains akan memungkinkan siswa untuk berpikir lebih sistematis. Oleh karena itu, kelas sains perlu mendapat perhatian lebih.

 

Hasil pra tindakan ditemukan bahwa sekitar 65% siswa memiliki prestasi akademik yang rendah pada materi ilmiah, terutama standar kompetensi yang rendah dalam memahami prosedur ilmiah yang menggunakan peralatan untuk mempelajari benda-benda alam. Siswa tidak memahami cara:

 

1) Menjelaskan besaran pokok dan besaran turunan serta satuannya

 

2) Jelaskan pengertian suhu dan pengukurannya!

 

Lemahnya pemahaman konsep-konsep di atas oleh siswa diyakini disebabkan oleh terbatasnya strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru. Oleh karena itu, pembelajaran makna perlu ditekankan dengan mengaitkan materi dengan konteks dunia nyata. Pembelajaran dengan cara ini dapat dilakukan melalui Learning Contextual Teaching (CTL).

 

Contoh kedua cara membuat background karya ilmiah

 

Latar Belakang

 

Dalam “Pedoman Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Menengah Pertama”, tujuan pengajaran matematika di pendidikan dasar dijabarkan, agar siswa dapat memahami konsep matematika secara luwes, akurat, efisien dan akurat, serta memiliki sikap hormat. Berdasarkan hasil observasi awal ditemukan bahwa siswa kurang memahami materi yang diajarkan oleh guru khususnya pada saat menyelesaikan soal matematika. Salah satunya adalah siswa kelas sembilan di SMP Negeri 9 Palu. Dari 32 siswa, hanya 37,5% yang menyelesaikan studinya dengan nilai rata-rata 43.

 

Telah diamati bahwa beberapa gejala muncul dalam proses pembelajaran, yaitu, kemampuan analitis dan pemecahan masalah siswa yang buruk, kemampuan berpikir yang buruk, mudah meniru, dan ketidakmampuan untuk berpikir kritis dan sistematis. Akibatnya, siswa tidak dapat menyelesaikan masalah yang berbeda dari contoh.

 

Melalui diskusi dengan peneliti lain, penulis dapat mengidentifikasi penyebab rendahnya prestasi belajar matematika siswa karena metode pembelajaran yang tidak tepat, metode pengajaran yang kurang, kemampuan berpikir siswa yang buruk, dan keterampilan penilaian yang tidak tepat yang mempengaruhi perkembangan siswa. Kesulitan mengukur kompetensi, penggunaan lingkungan/alat yang tidak memadai, alat bantu visual yang tidak memadai, dukungan belajar yang tidak memadai dari orang tua dan lingkungan sekitar.

 

Oleh karena itu, jika masalah di atas tidak segera diselesaikan, akan muncul masalah baru, misalnya siswa akan semakin sulit menerima materi di kelas berikutnya, dan kemungkinan besar akan gagal dalam ujian setelah ujian. , dan siswa akan stres. Memahami dan menikmati pelajaran matematika. Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan tersebut, perlu diterapkan strategi pengajaran yang lebih menarik melalui video pembelajaran.