Business Intelligence bisa dibilang merupakan teknologi yang mampu membantu perusahaan mengelola, memvisualisasikan dan menganalisis data bisnis, business Intelligence engineer pun sering dibutuhkan, nantinya business intelligence memiliki sistem dan fitur agar dapat mengolah data yang masih mentah menjadi kesimpulan informasi yang lebih bermanfaat lalu bisa digunakan untuk pengambilan keputusan.
Berikut ini contoh penerapan teknologi Business Intelligence tersebut pada beberapa perusahaan di dunia yang banyak dari kita ketahui.
Coca Cola
Banyak pengikut Coca Cola di sosial media dan diuntungkan lewat data dari media sosial tersebut. Lewat teknologi canggih AI untuk pengenalan gambar, perusahaan bisa mendeteksi foto minuman yang diupload pelanggan mereka.
Dengan dukungan Business Intelligence, maka perusahaan Coca Cola dapat menganalisis demografi seperti apa pengunggah gambar terkait, dan mengapa posting gambar tersebut secara online.
Dari informasi ini bisa membantu aktivitas periklanan Coca Cola yang semakin tertarget.
Netflix
Netflix merupakan perusahaan hiburan media online yang sudah banyak sekali pelanggannya karena kualitas layanan Netflix tersebut memang sangat bisa diandalkan. Pelanggan Netflix pun dari seluruh belahan dunia termasuk Indonesia. Lalu bagaimana perusahaan Netflix menerapkan teknologi Business Intelligence tersebut?
Netflix menggunakan data mereka lewat beragam cara, ada salah satu contoh penerapannya yaitu bagaimana Netflix merancang algoritma seputar rekomendasi tontonan sesuai riwayat pilihan para pelanggan.
Selain itu, Netflix menggunakan teknologi Business Intelligence agar membuat pelanggan terlibat dengan apa saja tontonan mereka.
Starbucks
Meski tergolong mahal, minuman Starbucks tetap menjadi favorit banyak orang. Lewat program seperti customer loyalty Starbucks dan mobile app yang mereka miliki, Starbucks mempunyai jutaan data para pelanggan.
Lewat menerapkan sistem Business Intelligence, Starbucks mampu memperkirakan pembelian lalu segera mengirimkan berbagai penawaran personal via aplikasi mobile atau pun lewat email.
Strategi Starbucks ini mampu membuat para pelanggan sering membeli, pada akhirnya tentu meningkatkan penjualan lewat tawaran promo menarik yang Starbucks hadirkan.
Tesla
Tesla merupakan perusahaan otomotif yang sangat sukses sekarang ini dan bisa dibilang paling inovatif, Tesla mengandalkan Business Intelligence agar bisa menghubungkan kendaraan mereka dengan sistem database perusahaan sebagai keperluan analisis.
Lewat pendekatan ini, para teknisi mobil Tesla mampu mengantisipasi berbagai hal seperti memperbaiki permasalahan lebih cepat, mulai dari kondisi lalin, kerusakan komponen, dan sebagainya.
Adanya teknologi tersebut mampu memberikan kepuasan keapda pelanggan dan menunjang dukungan informasi sebagai langkah upgrade berbagai produk Tesla.
Salah satu media sosial yang populer yaitu Twitter yang sama juga memanfaatkan canggihnya Ai dan Business Intelligence. Misal saja Twitter bisa mengurangi konten yang berbahaya pada platform mereka. Kualitas algoritma Twitter berhasil mengidentifikasi hingga 95 persen akun yang terkait dengan teroris misal.
Teknologi Business Intelligence digunakan juga untuk meningkatkan kualitas pengalaman pengguna atau UX. Business Intelligence Twitter tidak lepas juga berperan untuk memantau konten dan mengelompokkan sesuai topik.
Mereka memakai data ini sebagai dasar peningkatan kinerja pencarian, dengan identifikasi video dengan kemungkinan disukai pengguna/ user.
Uber
Business Intelligence yang diterapkan Uber mampu mendukung departemen-departemen dalam lingkup perusahaan mereka. Contohnya saja mengenai lonjakan harga, Uber mempunyai algoritma untuk penentuan harga dengan memperhitungkan waktu perjalanan, lalu lintas, ketersediaan driver, permintaan dari pelanggan dan sebagainya.
Harga akan disesuaikan berdasarkan kondisi sesungguhnya di lapangan. Menetapkan harga yang dinamis ini cukup mirip dengan yang ada pada industri hotel dan penerbangan.